budaya negara di kawasan asia tenggara
Malaysia
Malaysia' merupakan sebuah negeri yang kaya-raya
dengan unsur-unsur budaya yang diadaptasi Dari Negeri Seberang, seperti lagu
rakyat Malaysia Rasa Sayange, pakaian tradisional Batik dan bahkan tarian Reog
Ponorogo. Banyak sisi kehidupan masyarakatnya yang Mengadaptasi begitu saja
dari kebudayaan bangsa lain yang pernah singgah ke semenanjung kerajaan Melaka
untuk gelar dagangan jual obat.
Budaya Malaysia merujuk kepada
kebudayaan semua masyarakat majemuk yang terdapat di Malaysia dan berbagai suku di sana, seperti:
- Kebudayaan Melayu
- Kebudayaan Tionghoa
- Kebudayaan India
- Kebudayaan Kadazan-Dusun
- Kebudayaan Dayak,
Iban,
Kayan,
Kenyah,
Murut,
Lun Bawang,
Kelabit, dan Bidayuh.
Suku bangsa di malaysia
Malaysia adalah masyarakat
multi-suku, multi-budaya, dan multi-bahasa. Penduduk pada Februari 2007 adalah
26,6 juta terdiri dari 62% Bumiputera (termasuk Melayu), 24% Tionghoa, 8%
India, dengan sedikit minoritas dan suku asli (Departemen Statistik Malaysia).
Tegangan kesukuan terjadi tahun 2008.
Suku Melayu, kelompok terbesar,
didefinisi sebagai Muslim di dalam
Konstitusi Malaysia. Suku Melayu memainkan
peran dominan secara politis dan digolongkan sebagai salah satu
bumiputra.
Bahasa aslinya adalah
Bahasa Melayu, dan dijadikan bahasa nasional Malaysia.
Suku asli non-Melayu terbesar
adalah
Iban dari
Sarawak, yang jumlahnya melebihi 600.000 jiwa.
Kaum Tionghoa di Malaysia umumnya
menganut
Buddha
(dari sekte
Mahayana)
atau juga menganut
Tao.
Tionghoa di Malaysia mampu berbicara di dalam beberapa dialek bahasa Tionghoa,
termasuk
Mandarin,
Hokkien,
Kanton,
Hakka, dan
Teochew.
Majoritas Tionghoa di Malaysia.
Suku India-Malaysia utamanya
Tamil Hindu dari
India selatan yang bahasa aslinya adalah bahasa Tamil, juga ada komunitas India
yang berbahasa
Telugu,
Malayalam,
dan
Hindi, menetap
terutama di kota-kota besar di pesisir barat semenanjung.
Sejumlah komunitas Tamil Muslim dengan 200.000 jiwa juga
tumbuh sebagai kelompok sub-budaya yang mandiri. Juga terdapat komunitas Tamil
Kristen di kota-kota besar. Juga ada komunitas
Sikh di Malaysia
melebihi 83.000 jiwa. Sebagian besar India-Malaysia mulanya bermigrasi dari
India sebagai
pedagang,
guru, atau tenaga ahli
lainnya. Sejumlah besar juga bagian dari kaum migran paksaan dari India oleh
pihak Britania semasa zaman kolonial untuk bekerja di industri penanaman
Orang
Eurasia,
Kamboja, Vietnam, Thai, Bugis, Jawa, dan suku-suku asli ikut memperkaya
keanekaan penduduk Malaysia. Sejumlah kecil orang Eurasia, campuran Portugis
dan Melayu, berbahasa kreol berbasis-
bahasa
Portugis, disebut
bahasa Kristang. Juga
terdapat orang Eurasia campuran Filipino dan Spanyol, terutama di
Sabah. Diturunkan
dari kaum imigran dari
Filipina, beberapa di antaranya berbahasa
Chavacano, satu-satunya bahasa
kreol berbasis-
bahasa Spanyol di
Asia. Orang
Kamboja dan
Vietnam terutama pemeluk Buddha (Kamboja: sekte
Theravada,
Vietnamese: sekte
Mahayana). Orang Thai-Malaysia adalah kelompok besar di
negara-negara bagian Perlis, Kedah, Penang, Perak, Kelantan, dan Terengganu. Di
samping berbahasa Thai, sebagian besar mereka menganut
Buddha, merayakan
Songkran (festival air) dan dapat berbahasa Hokkien tetapi sebagian dari mereka
adalah Muslim dan berbahasa Melayu dialek Kelantan. Orang Bugis dan Jawa
menjadi bagian penduduk di
Johor. Sebagai tambahan, ada juga banyak orang asing dan
ekspatriat
yang menjadikan Malaysia sebagai rumah kedua mereka, juga berkontribusi menjadi
penduduk Malaysia.
Tionghoa dan Islam sangat memengaruhi musik tradisional Malaysia. Musik itu
terutama didasarkan pada gendang (drum), tetapi melibatkan alat tabuh lain
(beberapa di antaranya bercangkang);
rebab, alat berdawai
sejenis
biola;
serunai, alat
tiup sejenis
oboe
dengan dua
buluh;
suling, dan
trompet. Negara
ini memiliki tradisi kuat di dalam hal
tari dan sendratari,
beberapa berasal dari Thai, India, dan Portugis. Baru-baru ini,
dikir barat mulai
memasyarakat, dan pemerintah mulai mempromosikannya sebagai ikon budaya
nasional.
[99]
Bentuk artistik lainnya juga dipengaruhi oleh tetangganya,
Indonesia,
termasuk
wayang kulit (teater boneka berbayangan),
pencak
silat (seni beladiri), dan kerajinan seperti
batik, anyam-tenun,
termasuk pakaian upacara
pua kumbu, dan perak dan seni ukir kuningan.
Gaya bahasa yang berkembang di Semenanjung Melaka ini adalah
campuran antara Logat Melayu, kosa kata Inggris-Banjar dan perkembangan bahasa
gaul yang diambil selengkapnya dari bahasa-bahasa gaul di Indonesia, dengan
sedikit selipan bahasa arab sebagai bahasa religi untuk menunjukkan sikap
agamis dari bangsa Melayu ini. hAl ini kerana, asal-usul melayu berkait rapat
dengan negara indonesia, borneo dan seluruh asia tenggara.
Thailand
Muay Thai, sejenis
seni bela diri kickboxing ala Kerajaan Thai,
adalah olahraga nasional di Kerajaan Thai dan merupakan
seni
beladiri setempat. Popularitasnya memuncak di seluruh dunia pada tahun
1990-an. Ada pula
seni beladiri yang mirip dengan
muay Thai di negara-negara lain di Asia
Tenggara.
Ucapan penyambutan yang umum di Kerajaan Thai adalah isyarat bernama
wai,
yang gerakannya mirip dengan gerakan sembahyang. Hal-hal yang tabu dilakukan di
antaranya menyentuh kepala seseorang dan menunjuk dengan kaki, karena kepala
dan kaki masing-masing merupakan bagian tubuh yang paling atas dan bawah.
Masakan Kerajaan Thai mencampurkan empat macam rasa yang dasar: manis,
pedas, asam dan asin.
Ramakien (
aksara Thai รามเกียรติ์)
adalah wiracarita nasional Thailand yang diambil dari wiracarita
Ramayana
yang asalnya dari India. Beberapa versi wiracarita ini hilang ketika Ayutthaya
dihancurkan pada tahun1767. Saat ini ada tiga versi berbeda yang ada, salah
satunya digubah pada tahun 1797 di bawah pengawasan (dan sebagian juga ditulis
oleh) Raja Rama I. Putranya, Rama II, menulis ulang beberapa bagian dari versi
ayahnya untuk bentuk drama khon. Karya ini memiliki pengaruh penting terhadap
sastra, seni dan sandiwara Thai. Misalkan baik sandiwara khon dan nang
diturunkan dari karya sastra ini.
Meski cerita utamanya mirip dengan Ramayana, banyak aspek lainnya yang
ditransposisikan pada konteks Thai seperti pakaian, senjata, topografi, dan
unsur-unsur alami yang memiliki gaya Thai.
Sementara Thailand dianggap sebagai sebuah masyarakat Theravada Buddha,
mitologi Brahman yang diturunkan dari Ramakien dimaksudkan untuk memberikan
Thailand legenda-legenda penciptaan. Selain itu Ramakien dimaksudkan juga untuk
menanggulangi atau memberantas takhayul yang dipengaruhi budaya animisme
Tionghoa. Sebagai contoh, sebuah pelukisan Ramakien ditampilkan di Wat Phra
Kaew, Bangkok dan banyak arca-arca di sana yang menggambarkan beberapa tokoh
cerita ini.
Tahun Baru Imlek
merupakan perayaan terpenting orang
Tionghoa.
Perayaan tahun baru imlek dimulai di hari pertama bulan pertama penanggalan
Tionghoa dan berakhir dengan
Cap Go Meh di tanggal kelima belas (pada saat bulan
purnama). Malam tahun baru imlek dikenal sebagai Chúxī yang berarti "malam
pergantian tahun".
Di Tiongkok, adat dan
tradisi wilayah yang berkaitan dengan perayaan Tahun Baru Imlek sangat beragam.
Namun, kesemuanya banyak berbagi tema umum seperti perjamuan makan malam pada
malam Tahun Baru, serta penyulutan
kembang api.
Kamboja
Budaya di Kamboja sangatlah dipengaruhi oleh agama Buddha
Theravada. Diantaranya dengan dibangunnya Angkor Wat. Kamboja juga memiliki
atraksi budaya yang lain, seperti, Festival Bonn OmTeuk, yaitu festival balap
perahu nasional yang diadakan setiap November. Rakyat Kamboja juga menyukai
sepak bola.
Singapura
Budaya di Singapura
Singapura adalah sebuah negara kecil yang didiami keturunan pendatang dari
berbagai kaum. Pada masa ini sebuah budaya "Singapura" yang unik
belum berleluasa karena tidak dapat banyak perkawinan di antara kaum-kaum di
sini. Namun, sebuah kumpulan masyarakat yang dikenali sebagai kaum Peranakan
atau 'Baba' eksis akibat perkawinan di antara masyarakat Melayu dan Tionghoa
pada masa silam. Setiap kaum di Singapura masih berpegang teguh kepada adat dan
budaya masing-masing dan ini dibuktikan dengan adanya berbagai-bagai perayaan
yang terdapat di Singapura seperti: Tahun Baru Imlek, Hari Waisak, Hari Raya
Puasa, dan Hari Raya Haji
Brunei Darussalam
Budaya di Brunei Darussalam
Budaya Brunei seakan sama dengan budaya Melayu, dengan pengaruh kuat dari Hindu
dan Islam, tetapi kelihatan lebih konservatif dibandingkan Malaysia. Penjualan
dan penggunaan alkohol diharamkan, dengan orang luar dan non-Muslim dibenarkan
membawa dalam 12 bir dan dua botol miras setiap kali mereka masuk negara ini.
Setelah pengenalan larangan pada awal 1990-an, semua pub dan klab malam dipaksa
tutup.
Filipina
Budaya di Filipina
Kebanyakan masyarakat Filipina gemar menyanyi serta menari pada setiap kali
pesta keramaian. Tarian bambu ini memerlukan pergerakan kaki yang cocok. Bahay
Kubo merupakan rumah tradisional yang terkenal di Filipina, yang dibuat dari
daun kelapa, nipah, dan bambu. Terdapat tanglung berbentuk bintang yang
digantung di hadapan rumah yang bernama Parol. Semasa Natal, kebanyakan
masyarakat di sana gemar menjadikan parol sebagai hiasan rumah mereka.Organ
bambu ini menggunakan lebih kurang 1.000 batang bambuh. Konon ini adalah
satu-satunya organ yang dibuat dari bambu di dunia.
Vietnam
Budaya di Vietnam juga beraneka ragam dan banyak macamnya.
Misalnya pakaian tradisional wanita yang biasa disebut Ao Pai, Makanan yang
berkarakter pedas, manis, dan berbagai macam rasa mint, juga tidak lupa
menjadikan sepak bola sebagai olahraga yang paling populer.
Myanmar
Budaya di Myanmar
Suku Shan secara tradisional bercocok tanam padi, berjualan, dan menjadi
pengrajin seni. Kebanyakan suku Shan memeluk agama Buddha Theravada dan/atau
agama tradisional mereka, yang berhubungan dengan animisme. Mereka juga
memiliki mitos penciptaan yang sama dengan suku Lao dan percaya bahwa suku
mereka didirikan oleh Khun Borom.
Laos
Budaya di Laos
Agama Theravada telah banyak mempengaruhi kebudayaan Laos. Pengaruhnya dapat
terlihat pada bahasa, seni, sastra, Seni tari, dll. Musik Laos didominasi oleh
alat musik nasionalnya, disebut khaen
Budaya Indonesia
Budaya
Indonesia adalah
seluruh kebudayaan nasional, kebudayaan lokal, maupun kebudayaan
asal asing yang telah ada di Indonesia sebelum Indonesia merdeka pada tahun 1945.
Budaya di Indonesia
Indonesia adalah negeri yang kaya akan budayanya. Ada lebih dari 200 suku dan
bahasa daerah. Selain itu seni-seni Indonesia pun juga tak kalah menariknya di
mata mancanegara, seperti alat musik, tari-tarian, batik dan masih banyak lagi.
Tari Saman adalah tarian yang cukup terkenal di Indonesia. Tarian ini berasal
dari Nangroe Aceh Darussalam ( NAD ). Tari Saman melambangkan kebersamaan antar
satu sama lain, karena untuk menarikan tarian ini diperlukan kekompakan dan
rasa toleransi yang tinggi.
Selain tarian, Indonesia juga memiliki alat musik kebanggaan yang tidak kalah
menariknya. Alat musik itu adalah angklung. Angklung ini berbahan dasar dari
bambu, dengan digoyangkan angklung akan menghasilkan bunyi yang indah. Angklung
pertama kali diperkenalkan ke mancanegara oleh Daeng Sutigna. Dan beberapa
bulan yang lalu angklung telah mengguncang Eropa dengan suara-suaranya yang
unik.
Kesenian di Indonesia sungguh beragam, namun adat istiadatnya juga beragam
macamnya. Salah satunya adalah ngaben. Ngaben sering dilakukan oleh para
pemeluk agama Hindu di Bali. Ngaben adalah serangkaian prosesi pembakaran mayat
dan membuang abunya ke laut.
Wujud
kebudayaan daerah di Indonesia
Kebudayaan daerah tercermin dalam
berbagai aspek kehidupan masyarakat di seluruh daerah di Indonesia. Setiap
daerah memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda.
Rumah gadang, rumah adat sumatera
barat
Tarian
- Aceh:
Saman,
Seudati
- Sumatera Utara:
Tortor (batak Toba & Simalungun), Tari
Sapu Tangan , Tari
Adok , Tari
Anak , Tari
Pahlawan , Tari
Lagu Duo , Tari
Perak , Tari
Payung (Pesisir Sibolga/Tapteng)
- Riau:
Persembahan, Zapin, Rentak
Bulian, Serampang Dua Belas
- Kepulauan Riau:
Madah
Gurindam
- Sumatera Barat:
Tari Piring, Tari
Payung, Tari
Indang, Tari
Randai, Tari
Lilin
- Jambi:
Sekapur
Sirih, Selampit
Delapan
- Bengkulu:
Andun, Bidadei
Teminang
- Sumatera Selatan: Bekhusek, Tanggai
- Lampung:
Bedana, Sembah, Tayuhan, Sigegh, Labu
Kayu
- Jawa:
Bedaya, Kuda Lumping,
Reog
- Bali:
Kecak,
Barong/
Barongan, Pendet
- Maluku:
Cakalele,
Orlapei, Katreji
- Betawi:
Yapong
- Sunda:
Jaipong,
Tari Topeng
Tari jaipong, Tarian daerah Jawa
Barat
- Timor
NTT: Likurai, Bidu, Tebe, Bonet, Pado'a, Rokatenda, Caci
- Sulawesi Selatan: Tari
Pakkarena, Tarian Anging Mamiri,
Tari
Padduppa, Tari
4 Etnis
- Sulawesi Tengah:
Dero
- Gorontalo :
Tari
Saronde , Tari
Elengge ,Tari
Dana-Dana ,Tari
Polopalo ,Tari
Pore-Pore
- Irian Jaya:
Musyoh, Selamat
Datang, Yosim
Pancar
- Nias:
Famaena
Lagu
- Jakarta:
Kicir-kicir, Jali-jali,
Lenggang
Kangkung, Keroncong Kemayoran,
Surilang, Terang Bulan
- Maluku:
Rasa
Sayang-sayange, Ayo
Mama, Buka
Pintu, Burung
Tantina, Goro-Gorone, Huhatee, Kole-Kole, Mande-Mande, Ole
Sioh, O
Ulate, Sarinande, Tanase
- Melayu:
Tanjung
Katung
- Aceh:
Bungong
Jeumpa, Lembah
Alas, Piso Surit
- Kalimantan Selatan: Ampar-Ampar Pisang,
Paris
Barantai, Saputangan Bapuncu Ampat
- Nusa
Tenggara Timur: Anak
Kambing Saya, Oras
Loro Malirin, Sonbilo, Tebe
Onana, Ofalangga, Do
Hawu, Bolelebo, Lewo Ro Piring Sina,
Bengu
Re Le Kaju, Aku
Retang, Gaila
Ruma Radha, Desaku, Flobamora, Potong Bebek Angsa
- Sulawesi Selatan: Angin
Mamiri, Pakarena, Sulawesi Parasanganta,
Ma
Rencong
- Sumatera Utara:
Anju
Ahu, Bungo
Bangso, Cikala Le Pongpong,
Bungo
Bangso, Butet, Dago
Inang Sarge, Lisoi, Madekdek Magambiri,
Mariam
Tomong, Nasonang Dohita Nadua,
Rambadia, Sengko-Sengko, Siboga
Tacinto, Sinanggar
Tulo, Sing
Sing So, Tapian
Nauli
- Papua/Irian Barat:
Apuse, Yamko
Rambe Yamko
- Sumatera Barat:
Ayam
Den Lapeh, Barek
Solok, Dayung
Palinggam, Kambanglah
Bungo, Kampuang Nan Jauh Di Mato, Ka
Parak Tingga, Malam
Baiko, Kampuang nan Jauh di Mato, Kambanglah
Bungo, Indang Sungai Garinggiang, Rang
Talu
- Jambi:
Batanghari,
Soleram
- Jawa Barat:
Bubuy Bulan, Cing Cangkeling,
Es
Lilin, Karatagan Pahlawan,
Manuk Dadali, Panon
Hideung, Peuyeum
Bandung, Pileuleuyan, Tokecang
- Kalimantan Barat: Cik-Cik
Periuk, Cak
Uncang, Batu
Ballah, Alok
Galing, Tandak
Sambas, Sungai Sambas Kebanjiran, Alon-Alon
- Sumatera Selatan: Cuk
Mak Ilang, Dek
Sangke, Gending Sriwijaya, Kabile-bile, Tari
Tanggai
- Banten:
Dayung
Sampan
- Sulawesi Utara:
Esa
Mokan, O
Ina Ni Keke, Si
Patokaan, Sitara
Tillo
- Jawa Tengah:
Gambang
Suling, Gek
Kepriye, Gundul
Pacul, Ilir-ilir, Jamuran, Bapak
Pucung, Yen Ing Tawang Ono Lintang, Stasiun Balapan
- Nusa
Tenggara Barat: Helele U Ala De Teang,
Moree, Orlen-Orlen, Pai
Mura Rame, Tebe
Onana, Tutu
Koda
- Kalimantan Timur: Indung-Indung
- Jambi:
Injit-Injit
Semut, Pinang
Muda, Selendang
Mayang
- Kalimantan Tengah: Kalayar
- Jawa Timur:
Keraban
Sape, Tanduk
Majeng
- Bengkulu:
Lalan
Belek
- Bali:
Mejangeran, Ratu Anom
- Sulawesi Tenggara: Peia
Tawa-Tawa
- Yogyakarta:
Pitik
Tukung, Sinom, Suwe
Ora Jamu, Te
Kate Dipanah
- Sulawesi Tengah:
Tondok
Kadadingku, Tope
Gugu
- Sulawesi Barat:
Bulu
Londong, Malluya, Io-Io, Ma'pararuk
- Gorontalo:
Hulondalo
li Pu'u , Bulalo
Lo Limutu , Wanu Mamo Leleyangi
Musik
Alat
musik
Gamelan
Gambar
Patung
Pakaian
Suara
- Jawa: Sinden.
- Sumatra: Tukang cerita.
- Talibun: (Sibolga, Sumatera Utara)
- Gorontalo: (Dikili)
Sastra/tulisan
Makanan
Kebudayaan
Modern Khas Indonesia